|
Sir Jalaluddin Louder
Brunton (Negarawan dan Bangsawan
Inggris)
Sungguh saya sangat merasa bahagia dengan
kesempatan ini untuk menceritakan dalam kata-kata yang singkat tentang sebab
saya memeluk agama Islam. Padahal saya dilahirkan dan dibesarkan dalam pangkuan
orang tua yang beragama Kristen.
Sejak kecil, saya sudah tertarik dengan ilmu
teologi, dan saya menggabungkan diri dengan lingkungan Gereja Inggris dan turut
memberikan perhatian terhadap pekerjaan Misi tanpa ikut serta dalam usaha
pelaksanaannya.
Sejak beberapa tahun yang lalu, saya memperhatikan
doktrin "Eternal Torment/Siksa Abadi" buat seluruh umat manusia, kecuali
beberapa orang pilihan. Doktrin ini sangat membingungkan saya, sehingga saya
menjadi ragu-ragu atas kebenarannya.
Saya berpendapat bahwa Tuhan yang menciptakan
manusia dengan kekuasaan-Nya dan terlebih dahulu mengetahui di alam gaib bahwa
hari depan mereka pasti masuk dalam siksaan yang kekal itu bukan Tuhan yang
bijaksana, adil dan welas asih. Kedudukan-Nya lebih rendah daripada manusia
kebanyakan.
Namun demikian, saya tetap percaya atas adanya
Tuhan, hanya saya tidak dapat menerima kepercayaan umum yang mengatakan bahwa
Tuhan menjelma menjadi manusia. Kemudian saya perhatikan kepercayaan dan
ajaran-ajaran agama lain, malah saya semakin bingung. Akan tetapi dalam keadaan
seperti itu, saya bahkan semakin bersemangat untuk beribadah kepada Tuhan yang
sebenarnya dan menyesuaikan diri dengan jalan hidup yang
ditunjuk-Nya.
Mereka mengatakan bahwa kepercayaan-kepercayaan
Kristen itu berdasarkan isi Bible, akan tetapi ternyata saya lihat bertentangan.
Mungkinkah Bible dan ajaran-ajaran Kristus telah diubah? Kemudian saya kembali
mempelajari Bible secara mendalam, akan tetapi saya tetap merasakan adanya
kekurangan-kekurangan.
Dalam keadaan demikian, saya mengambil keputusan
bahwa saya akan melakukan pembahasan sendiri, dengan mengkesampingkan segala
kepercayaan orang banyak. Mulailah saya mengatakan bahwa setiap manusia
mempunyai jiwa dan dibalik itu ada satu kekuatan tersembunyi yang bersifat
kekal. Dan barangsiapa berbuat dosa atau kejahatan, pasti dia akan mendapatkan
balasannya, baik di dunia maupun di akhirat, dan bahwasanya Tuhan dengan
rahmat-Nya akan menerima taubat dari seluruh hamba-Nya yang berdosa, apabila
mereka benar-benar menyesal atas segala dosa mereka.
Sesudah saya yakin atas perlunya
penyelidikan/pembahasan sendiri tentang kebenaran secara mendalam, sesudah
bersusah payah akhirnya sampailah saya menemukan "mutiara yang sangat berharga."
Saya kembali menghabiskan waktu untuk mempelajari Islam. Ada sesuatu dalam Islam
yang waktu itu meresap dalam jiwa saya.
Di Ichra, sebuah kampung yang terpencil dan tidak
dikenal, saya menghabiskan waktu dan kesungguhan untuk melaksanakan perintah
Allah Yang Maha Agung dalam lingkungan masyarakat klas terendah, karena didorong
oleh keinginan ikhlas untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang Allah Yang
Haqq, yang tiada Tuhan selain Dia, dan untuk meresapkan rasa persaudaraan dan
kemanusiaan pada jiwa mereka.
Tidak perlu saya tegaskan kepada anda kesungguhan
saya yang tercurah di kalangan mereka, tidak pula perlu menceritakan betapa
beratnya pengorbanan saya dan rintangan-rintangan yang saya jumpai, namun saya
berjalan terus, sebab bagi saya tiada jalan lain selain yang menuju tercapainya
kebahagiaan masyarakat, material dan spritual.
Selanjutnya saya pelajari sejarah hidup Nabi
Muhammad saw., sebab saya baru sedikit saja mengenal apa yang beliau lakukan
untuk kemanusiaan. Akan tetapi saya tahu dan merasa bahwa umat Kristiani telah
sepakat untuk mengingkari kebenaran Nabi Besar yang lahir di tanah Arab ini.
Pada waktu itu saya mengambil keputusan untuk mempelajari masalah ini tanpa rasa
fanatik dan dengki, sehingga dalam waktu yang tidak lama, saya telah mendapat
keyakinan bahwa tidak mungkin ada satu keraguan yang bisa masuk ke dalam
kesungguhan dan kebenaran dakwahnya kepada Allah s.w.t. Saya yakin bahwa tidak
ada kesalahan yang paling besar daripada mengingkari ke-Nabian orang suci ini,
yakni sesudah saya mempelajari apa yang beliau berikan kepada
kemanusiaan.
Orang-orang yang keras kepala penyembah patung
berhala, yang telah tenggelam dalam lautan dosa dan kerendahan budi dan penuh
dengan keburukan-keburukan, beliau beri pelajaran bagamana mengenakan pakaian
dan bagamana membersihkan kotoran. Beliau bangkitkan dalam jiwa mereka rasa
harga diri, sehingga sifat keramahan menjadi kewajiban keagamaan. Patung-patung
berhala mereka hancurkan dan mereka menyembah Tuhan yang benar, satu-satunya.
Kaum Muslimin menjadi masyarakat paling kuat di dunia. Dan lain-lain pekerjaan
mulia yang sudah beliau selesaikan, yang jumlahnya terlalu banyak untuk
diterangkan satu persatu.
Dengan adanya bukti-bukti tersebut, yang
menunjukkan keluhuran ajaran-ajaran Rasul s.a.w., maka sungguh sangat
menyedihkan adanya tuduhan dan cercaan yang dilancarkan oleh orang-orang Kristen
terhadap pribadi dan kedudukannya sebagai Rasul. Saya terus berpikir secara
mendalam, dan di tengah-tengah pemikiran itu datanglah sahabat saya seorang
India bernama Miyan Amiruddin bertamu ke rumah saya. Sungguh aneh sekali,
kedatangannya itu telah benar-benar mempengaruhi jiwa saya. Dia telah
mengobarkan semangat saya. Saya berpikir dan bertukar pikiran tentang
ajaran-ajaran agama Kristen, aliran ,demi aliran. Akhirnya saya mengagungkan
agama Islam yang telah memberi kepuasan kepada saya. Saya percaya bahwa Islam
adalah agama yang hak/benar, agama yang mudah dan penuh toleransi, agama yang
penuh keikhlasan daiam cinta-mencintai dan persaudaraan.
Saya hanya tinggal punya waktu sedikit saja hidup
di dunia ini. Oleh karena itu, maka saya bertekad untuk menghabiskan seluruh
waktu yang masih ada dari hidup saya untuk menegakkan agama Islam.
Tentang Pengarang: Sir Jalaluddin Louder Brunton
belajar di Oxford University, dan beliau adalah seorang bangsawan Inggris yang
terkenal. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar