|
Miss Amina Mosler
(Jerman)
Saya mendengar anak saya menangis dengan air mata
bercucuran mengatakan. "Ibu! Saya tidak mau tetap sebagai orang Kristen sesudah
ini. Saya ingin menjadi orang Islam. Ibu juga, ya Bu, harus bersama saya masuk
agama yang baru ini."
Kejadian itu adalah pada tahun 1928. Waktu itulah
untuk pertama kalinya saya merasa perlu mempelajari Islam. Lewat beberapa tahun,
sebelum saya menemui Imam Mesjid Berlin yang menjelaskan kepada saya tentang
agama ini, saya selalu meyakini bahwa Islam adalah agama yang benar dan saya
setujui.
Iman kepada Trinitas yang diajarkan oleh agama
Kristen adalah suatu hal yang mustahil bagi saya. Akhirnya pada waktu saya
menginjak usia 20 tahun, dan sesudah saya mempelajari Islam, saya berpendapat
untuk tidak mengakui, tidak menganggap suci dan tidak mengakui kekuasaan Paus
yang tinggi, baptis dan lain-lain kepercayaan, jadilah saya seorang
Muslimat.
Semua leluhur saya adalah orang-orang yang taat
beragama. Saya sendiri tumbuh dalam masyarakat. Karena itu saya membiasakan diri
untuk melihat hidup ini dari sudut pandangan keagamaan, dan hal itu mengharuskan
saya memeluk salah satu agama. Maka adalah nasib saya yang baik serta
menyenangkan bahwa saya mengambil keputusan untuk memeluk agama
Islam.
Sekarang saya merasa sangat berbahagia, dalam
keadaan sudah menjadi nenek, karena saya dapat membanggakan bahwa cucu saya
telah melahirkan seorang bayi Muslim. Dan Allah s.w.t. memberi petunjuk kepada
orang yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar